"Perempuan
yang Membawa Kantong Kosong yang Berharga"
Aku dihadapkan
di antara dua.
Aku berdiri di
antara dua ruang.
Aku bertumpu
pada sekat pintu.
Antara meja
kerja dan meja arang.
Aku di hadapan
alat ketik dan pisau.
Aku membenci
dan menyukai diri dalam waktu yang sama.
Aku lupa
bagaimana caranya berdiri. Bagaimana aku bisa berjalan lagi dengan hati yang
biasa kosong seperti ini? tiba-tiba rasa khawatir dan gelisah menghantui. Aku
tidak tahu apakah ini baik atau buruk untuk saat ini. apakah ini hanya
keinginan yang sedang memuncak atau aku sedang jauh dari persiapan dan waktu
yang tepat yang tidak kusadari semakin tak bertemu dalam dekat ini? Ada apa
dengan diriku hingga hari ini?
Aku baru
menyadari. Aku sudah sampai di sini. Berdiri dan berjalan sendiri. Lalu,
haruskah aku menyerah diri? Atau apakah ini hanya puncak dari ujian jiwa ini?
aku harus memilih dan kembali meyakinkan diri. Tapi bagaimana aku bisa bila
baraku tak kunjung tersulut api? Adakah obat yang tepat untuk semua ini? selain
sabar dan menahan diri. Aku ingin menikmati hilir-hilir hijau di dataran tinggi
yang ditemani mentari pagi, bawa aku pergi. Untuk membuang dampak kosongnya
hati.
18-19.05.13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar