Kamis, 06 Februari 2014

My Quote


Pena Merah | The Spirit of Red Pen


The Spirit of Red Pen

Mungkin banyak orang yang berpendapat jika kita menulis sesuatu dengan pena berwarna merah, itu pertanda jiwa kita sedang tidak baik atau bisa jadi kita sedang marah. Ada juga yang berpendapat bahwa itu kurang sopan. Pernyataan-pernyataan itu muncul saat saya duduk di bangku SMA. Hmm, tetapi seketika itu menurut saya TIDAK. Pena merah bagi saya dapat membuat jiwa saya lebih bersemangat, meyakini dari sebuah kekuatan tulisan. Terlebih lagi jika tulisan tersebut berkaitan dengan hal-hal yang penting dan terutama dengan impian. Warna merah itu untuk selalu mengingatkan dan menumbuhkan semangat bagi saya (atau penulisnya). Sedangkan mengenai ketidaksopanan, saya berpendapat setuju dan tidak setuju. Namun, jika dalam konteks dunia resmi misalnya tanda tangan atau mengisi formulir atau juga tugas memang tidak diperbolehkan memakai pena merah, saya memang setuju dengan hal itu. Jika dalam konteks bebas atau catatan sendiri, papan sendiri, atau juga catatan harian itu tidak melanggar kesopanan atau etika. Malah dari itu kita bisa memunculkan imajinasi dan kekreativitasan kita serta melahirkan rasa semangat baru.

So, always, I have red pen. Meskipun begitu saya juga tidak terlepas dari warna-warna lainnya. Bisa dibilang saya tidak bisa memastikan apa warna favorit saya karena bagi saya warna favorit saya adalah nyaman dan sesuai dengan keadaan saya atau sekitar. Tapi jika ditanya warna yang penuh rasa semangat dan keyakinan, yaitu merah. Bukan merah terang juga bukan merah gelap, melainkan merah yang stabil. But, you can mix maroon and gold to be your energy and your style.

Jadi, bisa kalian coba. Keluarlah dari pena hitam kalian! Akan banyak keajaiban yang akan terjadi.
Cobalah warna yang benar-benar berwarna bagi kalian! Agar impian dan semangat selalu ada. J

Selamat mencoba. ^^

Sajak Sebenarnya


Sajak Sebenarnya

Sebenarnya semuanya tidak ada hal yang sepele.
Sebenarnya kita adalah potongan-potongan.
Sebenarnya adalah hanya percikan zat.
Sebenarnya hanyalah permainan, tetapi meski hanya peran atau sandiwara mampukah kita tetap bertahan?
Sebenarnya nilai pertahanan dan kendali itulah yang diperhitungkan, maka mendekatlah pada Tuhan.
Sebenarnya bukan topeng, tetapi tuntutan akan nilai kepatuhan dan ingin menjaga diri maupun hati.
Sebenarnya juga ada yang benar-benar hanya topeng tetapi kita juga tidak berhak menilai sepenuhnya.
Sebenarnya ini rahasia, tetapi aku juga manusia.
Sebenarnya dan sebenar-benarnya aku bukan siapa-siapa.
Sebenarnya aku hanya pelengkap di antara kita.
Sebenarnya aku hanya bagian yang mendapat kesempatan.
Sebenarnya apa yang kita tahu soal normal?
Sebenarnya bisa saja kenormalan itu menjadi abnormal bagi nilai tertentu, dan sebaliknya.
Sebenarnya ini tidak berlalu dengan satu lapisan tetapi berlapis-lapis yang membuat semakin manis.
Sekian, demikian sebenarnya.

By: @dewi_derimah #hanyasajak

My Quote


Pearl Word


My Quote


Hiduplah dengan Nyata

Hiduplah dengan nyata...


apa? bukankah kita hidup di dunia dongeng? Tidak kita itu hidup di dunia pendongeng. Bukan-bukan, kita hidup di dunia dongeng. Apa? Bukankah kita hidup sebagai pendengar dongeng. Ya tidaklah, kita itu hidup di dunia dongeng. Bukan-bukan, kita adalah dongeng. Bukan-bukan, dongeng adalah kita.

Tidak-tidak, apa kau hidup? Iya aku hidup. Bukan-bukan, melainkan aku bernafas.    Salah-salah, aku masih memijak tanah.

Tunggu-tunggu, biar aku mencari jawaban yang pasti dan tidak pasti dulu.
Aku tahu dan aku tidak tahu. 
Hei, jangan asal tahu.

My Quote


Pearl Word


Perempuan yang Membawa Kantong Kosong yang Berharga


"Perempuan yang Membawa Kantong Kosong yang Berharga"

Aku dihadapkan di antara dua.
Aku berdiri di antara  dua ruang.
Aku bertumpu pada sekat pintu.
Antara meja kerja dan meja arang.
Aku di hadapan alat ketik dan pisau.
Aku membenci dan menyukai diri  dalam waktu yang sama.

Aku lupa bagaimana caranya berdiri. Bagaimana aku bisa berjalan lagi dengan hati yang biasa kosong seperti ini? tiba-tiba rasa khawatir dan gelisah menghantui. Aku tidak tahu apakah ini baik atau buruk untuk saat ini. apakah ini hanya keinginan yang sedang memuncak atau aku sedang jauh dari persiapan dan waktu yang tepat yang tidak kusadari semakin tak bertemu dalam dekat ini? Ada apa dengan diriku hingga hari ini?

Aku baru menyadari. Aku sudah sampai di sini. Berdiri dan berjalan sendiri. Lalu, haruskah aku menyerah diri? Atau apakah ini hanya puncak dari ujian jiwa ini? aku harus memilih dan kembali meyakinkan diri. Tapi bagaimana aku bisa bila baraku tak kunjung tersulut api? Adakah obat yang tepat untuk semua ini? selain sabar dan menahan diri. Aku ingin menikmati hilir-hilir hijau di dataran tinggi yang ditemani mentari pagi, bawa aku pergi. Untuk membuang dampak kosongnya hati.

18-19.05.13

My Quote


Pearl Word


Rabu, 05 Februari 2014

Sajak Kecil 9


Sajak Kecil 8


Sajak Kecil 7


Sajak Kecil 6


Sajak Kecil 5


Sajak Kecil 4


Sajak Kecil 3


Sajak Kecil 2


Sajak Kecil 1


Minggu, 02 Februari 2014

Andaikan Semua Aliran Listrik Padam di Seluruh Dunia

Andaikan semua aliran listrik padam di seluruh dunia


Andaikan semua aliran listrik padam seluruh dunia, semua sinyal, dan semua cahaya di bumi tidak menyala. Suara mesin, suara musik, suara televisi, suara telepon berdering, dan semua suara elektronik tak bersuara. Satu hari saja, ya, cukup satu hari saja. Kita akan merasakan kembali sejatinya keberadaan bumi dan sejatinya kita berada di sini.

Ketika malam datang, kita, bersama keluarga, saudara, kerabat, dan yang lainnya berkumpul bersama. Membuat gunungan kayu bakar dan mewarnainya dengan nyala api yang hangat. Meminum secangkir teh hangat sembari membubuhi malam dengan berbagai cerita. Memanggil ruh-ruh cerita masa lalu. Memanggil kembali sejatinya kita berjalan di muka bumi.
***
Andaikan semua aliran listrik padam seluruh dunia, semua sinyal, dan semua cahaya di bumi tidak menyala. Suara mesin, suara musik, suara televisi, suara telepon berdering, dan semua suara elektronik tak bersuara. Satu hari saja, ya, cukup satu hari saja. Kita akan merasakan kembali sejatinya keberadaan bumi dan sejatinya kita berada di sini.

Ketika malam datang, aku akan mendengar sejuta kesunyian berpesta. Bersender bahu jendela, menikmati cahaya bulan bintang yang menguasai malam. Hanya suara desir angin yang menemani. Bersama bisikan-bisikan alam yang tak pernah terjamah sebelumnya. Aku menikmati malam, tanpa cahaya dan suara buatan manusia. Menyalakan lilin bersama untaian kata-kata yang tertuang dalam secarik kertas. Mengucapkan terima kasih kepada malam, yang telah benar-benar menghadirkan keberadaannya.
***
Andaikan semua aliran listrik padam seluruh dunia, semua sinyal, dan semua cahaya di bumi tidak menyala. Suara mesin, suara musik, suara televisi, suara telepon berdering, dan semua suara elektronik tak bersuara. Satu hari saja, ya, cukup satu hari saja. Kita akan merasakan kembali sejatinya keberadaan bumi dan sejatinya kita berada di sini.

Ketika malam datang, kami akan bermain bersama. Teman-temanku akan aku ajak main di halaman rumahku yang luas. Mendirikan tenda dan membuat obor. Bagiku itu akan menghilangkan nuansa kota yang rumit. Kami akan membuat apollo yang bisa terbang sungguhan. Meramaikan udara dengan hiasan-hiasan yang akan kami buat dari koran bekas menjadi kubus. Menyulut sisi-sisinya dengan api kecil. Dan lihatlah, mereka terbang. Dibawa angin dan memberikan percikan-percikan kecil dari api yang membakar sisi-sisi mereka. Ya, kami sebut mereka apollo. Dan kami rasa, malam tersebut tidak benar-benar sunyi ataupun gelap. Karena masih ada keceriaan dan apollo buatan kami. Aku ingin mengulanginya lagi.
***
Andaikan semua aliran listrik padam di seluruh dunia, apa yang akan kamu lakukan?

Sabtu, 01 Februari 2014

Al-Qur’an | The Most Important Thing of My Life



The most important thing of my life is Al-Qur’an..


Dari sekian banyak benda atau barang yang ingin saya beli, saya memilih Al-Qur’an. Entah setiap kali saya mampir di sebuah tokoh buku, saya selalu tertarik dengannya. Keistimewaan dari desainnya membuat saya meliriknya. Memang tidak dengan harga murah untuk bisa mendapatkannya, itu bagi saya. Saya harus berjuang dulu untuk mendapatkannya. Ya, saya harus bekerja terlebih dahulu.

Saya bekerja saat liburan panjang dari kelulusan SMA saya, Juli-Agustus 2012. Dari bekerja selama sekitar 35 hari di sebuah cafĂ© milik teman, Alhamdulillah saya mendapat penghasilan perdana dari jerih payah saya sendiri. Sayangnya pekerjaan itu terhenti saat saya akan masuk dunia perkuliahan sebagai mahasiswa baru. Namun, tetap saya tidak melupakan untuk apa penghasilan perdana tersebut. Benda pertama apa yang akan saya beli. Ya, saya menjemput Al-Qur’an impian saya. Alhamdulillah, saya senang sekali bisa memilikinya hingga sekarang. Semoga dengan Al-Qur’an tersebut, saya semakin rajin membacanya dan mencintainya lebih dalam. Aamiin J

Really, Al-Qur’an is the most important thing of my life..