Andaikan semua aliran listrik padam seluruh dunia, semua
sinyal, dan semua cahaya di bumi tidak menyala. Suara mesin, suara musik, suara
televisi, suara telepon berdering, dan semua suara elektronik tak bersuara.
Satu hari saja, ya, cukup satu hari saja. Kita akan merasakan kembali sejatinya
keberadaan bumi dan sejatinya kita berada di sini.
Ketika malam datang, kita, bersama keluarga, saudara,
kerabat, dan yang lainnya berkumpul bersama. Membuat gunungan kayu bakar dan
mewarnainya dengan nyala api yang hangat. Meminum secangkir teh hangat sembari
membubuhi malam dengan berbagai cerita. Memanggil ruh-ruh cerita masa lalu.
Memanggil kembali sejatinya kita berjalan di muka bumi.
***
Andaikan semua aliran listrik padam seluruh dunia, semua
sinyal, dan semua cahaya di bumi tidak menyala. Suara mesin, suara musik, suara
televisi, suara telepon berdering, dan semua suara elektronik tak bersuara.
Satu hari saja, ya, cukup satu hari saja. Kita akan merasakan kembali sejatinya
keberadaan bumi dan sejatinya kita berada di sini.
Ketika malam datang, aku akan mendengar sejuta kesunyian
berpesta. Bersender bahu jendela, menikmati cahaya bulan bintang yang menguasai
malam. Hanya suara desir angin yang menemani. Bersama bisikan-bisikan alam yang
tak pernah terjamah sebelumnya. Aku menikmati malam, tanpa cahaya dan suara
buatan manusia. Menyalakan lilin bersama untaian kata-kata yang tertuang dalam
secarik kertas. Mengucapkan terima kasih kepada malam, yang telah benar-benar
menghadirkan keberadaannya.
***
Andaikan semua aliran listrik padam seluruh dunia, semua
sinyal, dan semua cahaya di bumi tidak menyala. Suara mesin, suara musik, suara
televisi, suara telepon berdering, dan semua suara elektronik tak bersuara.
Satu hari saja, ya, cukup satu hari saja. Kita akan merasakan kembali sejatinya
keberadaan bumi dan sejatinya kita berada di sini.
Ketika malam datang, kami akan bermain bersama.
Teman-temanku akan aku ajak main di halaman rumahku yang luas. Mendirikan tenda
dan membuat obor. Bagiku itu akan menghilangkan nuansa kota yang rumit. Kami
akan membuat apollo yang bisa terbang sungguhan. Meramaikan udara dengan
hiasan-hiasan yang akan kami buat dari koran bekas menjadi kubus. Menyulut
sisi-sisinya dengan api kecil. Dan lihatlah, mereka terbang. Dibawa angin dan
memberikan percikan-percikan kecil dari api yang membakar sisi-sisi mereka. Ya,
kami sebut mereka apollo. Dan kami rasa, malam tersebut tidak benar-benar sunyi
ataupun gelap. Karena masih ada keceriaan dan apollo buatan kami. Aku ingin
mengulanginya lagi.
***
Andaikan semua aliran listrik padam di seluruh dunia, apa
yang akan kamu lakukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar